Tampilkan postingan dengan label SEJARAH. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SEJARAH. Tampilkan semua postingan

Jumat, 12 November 2010

Peta dari Era Kekhalifahan Turki Utsmani akan Dipamerkan di Vatikan

Sebuah universitas Turki akan memamerkan peta hasil karya dua geografer dari era kekhalifahan Turki Utsmani di Vatikan berkoordinasi dengan Departemen Kebudayaan & Pariwisata.
Pusat studi Peradaban Bahcesehir di Istanbul University akan membuka pameran yang bertajuk "The Worldview Ottoman from Piri Reis to Katip Celebi" di Vatikan pada tanggal 30 November mendatang. Pameran ini akan tetap terbuka hingga 8 Desember.
Pameran ini akan menampilkan reproduksi dari peta yang digambar dan digunakan selama era kekhalifahan Utsmani sampai akhir abad ke-17. Peta akan menjelaskan pandangan kekhalifahan Utsmani terhadap dunia.
Meskipun disusun dalam gaya tradisional, karya-karya dari Piri Reis adalah peta yang berdasarkan pengalaman pribadi, pengamatan, dan peta awal dari Timur dan Barat.
Meskipun peta Pipi Reis tidak memiliki garis bujur dan lintang, peta buatannya telah dipakai sebagai peta ilmiah bagi angkatan laut untuk tujuan praktis karena peta tersebut memiliki pusat proyeksi dan disesuaikan untuk variasi.
Setelah UNESCO PBB menetapkan tahun 2009 sebagai Tahun Katip Celebi, pameran peta ini telah diselenggarakan di San Bernardino di California State University, Hall UNESCO di Paris, Museum Nasional Damaskus, Aleppo dan Riga.
Pameran ini juga akan diresmikan di Eropa, Amerika, Timur Tengah dan Asia Tengah dalam beberapa hari mendatang.
Sebagai seorang ahli geografi Turki Utsmani dan pembuat peta yang lahir antara 1465 dan 1470 di Gelibolu, sebelah barat Turki, Piri Reis sampai saat ini dikenal atas karya peta dan grafik yang dikumpulkan dalam bukunya Kitab-i Bahrie (Kitab Navigasi), sebuah buku yang berisi informasi terperinci mengenai navigasi serta grafik yang sangat akurat menggambarkan kota-kota pelabuhan penting dan Laut Mediterania.
Ia memperoleh ketenaran sebagai kartografer ketika sebuah bagian kecil dari peta dunia pertama (yang disiapkan pada tahun 1513) ditemukan pada tahun 1929 di Istana Topkapi di Istanbul.
Aspek yang paling mengejutkan adalah kehadiran Amerika pada peta era Turki Utsmani ini, membuat peta tertua Turki dikenal merujuk pada Dunia Baru, dan merupakan salah satu peta tertua Amerika yang masih ada di dunia (peta tertua Amerika yang masih ada adalah peta dibuat oleh Juan de la Cosa pada tahun 1500, yang disimpan di Museum Angkatan Laut (Museo Naval) dari Madrid, Spanyol.
Karakteristik yang paling mencolok dari peta dunia pertama (1513) dari Piri Reis, adalah tingkat ketepatan dalam posisi benua (khususnya hubungan antara Afrika dan Amerika Selatan) yang tak tertandingi untuk saat itu.
Pada tahun 1528 Piri Reis menggambar peta dunia kedua, dimana sebuah fragmen kecil yang menunjukkan Greenland dan Amerika Utara dari Labrador dan Newfoundland di utara ke Florida, Kuba dan bagian dari Amerika Tengah di selatan yang masih bertahan.
Sedangkan seorang sarjana Turki Utsmani yang lain yang merupakan sejarawan dan geografer, Katip Celebi dikenal untuk kontribusinya dalam bidang ensiklopedik, sebuah kamus pustaka dalam bahasa Arab, dengan lebih dari 14.500 entri dalam urutan abjad.
Karyanya ini menjadi landasan untuk "Bibliothèque Orientale" oleh Barthélemy d'Herbelot de Molainville. Dia juga penulis banyak karya di bidang geografi, sejarah dan ekonomi. (eramuslim.com)

Hudaibiyah, Pintu Kemenangan Umat Islam

Hudaibiyah merupakan kota yang berada di sekitar 26 kilometer dari Masjidil Haram. Saat ini, kawasan tersebut juga dikenal sebagai daerah perbatasan Tanah Haram sehingga sering dijadikan tempat miqat umat Islam yang melaksanakan ibadah haji atau umrah.

Nama Hudaibiyah sebenarnya diambil dari nama telaga, yang juga dikenal dengan sebutan telaga Asy-Syumaisi. Sejarah Islam menyebutkan, Hudaibiyah menjadi pintu masuk kecemerlangan kaum Muslimin dalam menaklukkan Kota Makkah (Fathul Makkah). Di kota ini, Rasulullah SAW dan kaum Quraisy Makkah membuat perjanjian untuk saling tidak menyerang, yang kemudian membuka peluang umat Islam Madinah untuk mengislamkan pendudukan Kota Makkah.

Kisah tersebut berlangsung pada bulan Dzulqaidah tahun 6 Hijriah saat umat Islam Madinah yang terdiri atas kaum Muhajirin dan Anshar berencana akan melakukan umrah di Baitullah. Keputusan melakukan umrah ini diawali dari mimpi Rasulullah SAW yang menggambarkan beliau serta sahabat-sahabatnya bisa masuk ke Masjidil Haram dan melakukan umrah dengan aman.

Hal ini kemudian tertuang dalam Alquran yang menyebutkan, "Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya, (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, mencukur rambut dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat." (QS Al-Fath: 27)

Mendapat wahyu ini, Rasulullah kemudian memerintahkan umat Islam Madinah bersiap-siap pergi ke Makkah untuk melakukan umrah. Bukan untuk menantang kaum Quraisy berperang. Umat Islam Madinah pun menyambut perintah Rasulullah dengan sukacita karena sudah enam tahun mereka tidak bisa melepaskan kerinduan bersimpuh di Baitullah.

Namun, ketika rombongan Rasulullah sampai di Asfan, mereka didatangi seseorang yang mengabarkan kaum Quraisy sudah menyiapkan pasukan untuk berperang. Mendapat informasi tersebut, Nabi Muhammad SAW mencoba menghindari pertumpahan darah dengan menempuh jalur diplomasi.

Nabi SAW kemudian mengutus Usman bin Affan untuk berunding dengan kaum Quraisy. Namun ternyata, Usman disandera pihak Quraisy. Kabar ini membuat para sahabat bersumpah untuk memerangi kaum kafir Quraisy sampai titik darah penghabisan. Sumpah tersebut rupanya membuat kaum Quraisy gentar dan akhirnya melepaskan Usman. Bahkan, kaum Quraisy akhirnya bersedia berunding sehingga Rasulullah mengirim Suhail bin Amar sebagai utusan.

Dalam perundingan tersebut, kedua belah pihak mencapai beberapa kesepakatan yang kemudian disebut sebagai perjanjian Hudaibiyah. Isi perjanjian, antara lain, kaum Muslimin bersedia menunda umrah ke Baitullah hingga tahun depan. Dan saat umrah dilakukan, kaum Muslim hanya diizinkan membawa senjata yang biasa dibawa seorang musafir, yaitu sebatang tombak dan sebilah pedang yang disarungkan.

Selain itu, antarkedua belah pihak juga sepakat melakukan perdamaian melalui gencatan senjata selama 10 tahun. Sementara itu, jika kaum Muslimin datang ke Makkah, pihak Quraisy tidak berkewajiban mengembalikan orang itu ke Madinah. Sedangkan jika penduduk Makkah datang kepada Rasulullah di Madinah, kaum Muslimin harus mengembalikan orang tersebut ke Makkah.

Kendati perjanjian Hudaibiyah sepertinya merugikan kaum Muslim, namun dari perjanjian inilah Rasulullah SAW dapat mengembangkan dakwah hingga ke Hudaibiyah. Bahkan, selama masa gencatan senjata, Nabi bisa melakukan dakwah dengan leluasa, bahkan menyampaikan pesan Islam pada Kaisar Romawi, Raja Habsyah (Ethiopia), Raja Mesir, dan Raja Parsi.

Peristiwa ini disebut oleh Alquran dengan istilah Fathun Mubiinun (kemenangan nyata), sebagaimana termaktub dalam surat Al-Fath ayat 1 sampai 3. "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu ke jalan yang lurus. Dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kokoh (banyak). (republika.com)

Minggu, 31 Oktober 2010

REKAM JEJAK TSUNAMI

Gempa berkekuatan 7,2SR yang mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Senin 25 Oktober 2010, menimbulkan serangan gelombang maut, tsunami. Seluruh pemukiman yang berada di pantai barat gugusan kepulauan itu diterjang tsunami sehingga menewaskan lebih dari 400 orang.

Indonesia tidak lagi asing dengan bencana itu. Pada Desember 2004, tsunami besar terjadi di Aceh. Lalu tiga bulan berikutnya terjadi di Nias. Setahun lagi, tepatnya 17 Juli 2006, tsunami juga terjadi di Pangandaran, Jawa Barat.

Rekam jejak tunami ternyata sudah terjadi sejak tahun 6.000 Sebelum Masehi. Laman media ilmiah Livescience.com mencatat daftar tsunami maha dahsyat yang pernah terjadi di bumi.

6.000 SM

Gugusan salju besar di Sisilia longsor dan jatuh ke laut. Longsor yang terjadi pada 8 ribu tahun lalu ini memicu bencana tsunami tersebar di Laut Mediterrania. Tidak ada catatan sejarah bencana ini. Hanya para ilmuwan geologi memperkirakan tsunami dengan kecepatan 320 kilometer per jam ini mencapai ketinggian gedung 10 lantai.

1 November 1755

Setelah gempa yang menghancurkan Lisbon, Portugal, dan mengguncang sebagian besar Eropa. Orang-orang banyak yang berlindung di perahu. Namun, tsunami justru terjadi. Tak pelak bencana ini menewaskan lebih dari 60 ribu orang.

27 Agustus 1883

Letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda, memicu tsunami yang menenggelamkan pesisir Sumatera, Jawa bagian utara, dan Kepulauan Seribu. Kekuatan gelombang bisa menyeret karang seberat 600 ton ke pantai. 36 ribu orang meninggal sia-sia.

15 Juni 1896

Gelombang setinggi 30 meter muncul sesaat setelah terjadi gempa di Jepang. Seluruh pantai timur disapu tsunami itu. 27 ribu orang meninggal.

1 April 1946

Gempa besar di Alaska menimbulkan gelombang besar di Hawaii. Bencana yang sering disebut sebagai misteri "April Fools Tsunami" itu menewaskan 159 orang.

9 Juli 1958

Gempa berkekuatan 8,3 SR di Alaska menyebabkan gelombang besar hingga 576 meter di Teluk Lituya, Alaska. Ini merupakan tsunami terbesar yang tercatat di zaman modern.

Untung saja, tsunami terjadi di tempat terisolir, sehingga tidak menimbulkan banyak korban. Tsunami ini hanya menyebabkan dua nelayan meninggal dunia, karena kapalnya karam diterjang ombak.

22 Mei 1960

Gempa bumi terbesar yang pernah tercatat sebesar 8,6 SR di Chile. Gempa ini menciptakan tsunami yang menghantam Pantai Chile dalam waktu 15 menit. Gelombang tinggi terjadi hingga 25 meter. Tsunami ini menewaskan 1.500 orang di Chile dan Hawaii.

27 Maret 1964

Gempa Alaska "Good Friday" berkekuatan 8,4 SR, menimbulkan gelombang 67 meter di kawasan Valdez Inlet, Alaska. Gelombang dengan kecepatan 640 kilometer per jam ini menewaskan lebih dari 120 orang. Sepuluh orang di antaranya dari Crescent City, California, yang juga mendapat kiriman ombak setinggi 6,3 meter.

23 Agustus 1976

Tsunami di Filipina barat daya menewaskan 8 ribu orang. Gelombang besar ini juga dipicu gempa bumi di sekitar pantai.

17 Juli 1998

Gempa dengan kekuatan 7,1 SR menghasilkan tsunami di Papua Nugini. Gelombang besa dengan cepat membunuh 2.200 orang.

26 Desember 2004

Gempa maha dahsyat dengan kekuatan 9,3 SR mengguncang di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh. Gempa paling besar sepanjang 40 tahun terakhir ini menimbulkan gelombang tinggi di Sumatera Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.

Setidaknya 320 ribu orang dari delapan negara meninggal dunia. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah.

28 Maret 2005

Tiga bulan kemudian tsunami juga terjadi di Sumatera. Gempa di lepas pantai Nias yang berkekuatan 8,7 SR itu memicu tsunami besar yang menewaskan 1.300 orang di Pulau Nias, Sumatera Barat. (vivanews.com)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons