Muslim Malaysia pada hari minggu ini memperdebatkan apakah akan menghindari Hari Valentine setelah pemerintah memperingatkan bahwa perayaan itu adalah "perangkap" yang dapat memicu perilaku tidak senonoh bagi anak muda muslim di negara itu.
Meskipun tidak ada undang-undang mencegah warga Malaysia yang mayoritas Muslim dari menandai hari "kasih sayang" tersebut dengan makan malam dan mawar, pejabat pemerintah melancarkan kampanye yang bersikeras bahwa gerakan romantis seperti itu mungkin akan menggoda para anak muda melakukan hubungan seks pranikah.
Wakil Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan hari Sabtu kemarin (12/1) bahwa pemerintah tidak berusaha untuk merendahkan hari Valentine, namun menekankan bahwa itu perayaan hari itu "tidak cocok" bagi umat Islam, yang terdiri dari hampir dua-pertiga dari 28 juta penduduk Malaysia.
Pernyataannya itu muncul setelah pemerintah Malaysia yang mengelola Departemen Pembangunan Islam, yang menangani kebijakan agama, meluncurkan kampanye publik pada Jumat lalu yang disebut "Mind the Valentine's Day Trap" dan menyebarkan leaflet menasihati para pelajar Muslim untuk menghindari perayaan itu pada hari Senin.
Wan Mohamad Syaikh Abdul Aziz, kepala departemen, mencatat bahwa panel tinggi ulama Islam Malaysia telah mengeluarkan fatwa pada tahun 2005 mengkritik perayaan Hari Valentine di kalangan umat Islam karena memiliki hubungan historis dengan Kristenan dan dapat menyebabkan terjadinya kegiatan yang tidak bermoral.
"Kami menerima dan merayakan Hari Ibu dan Hari Ayah ... untuk memperingati kasih kita untuk orang tua kita," kata Wan Mohamad kepada kantor berita nasional, Bernama. "Pada saat yang sama, bagaimanapun, Islam akan menolak apa pun, bahkan dari budaya Timur, jika itu bertentangan dengan ajaran Islam."
Para pengkhotbah di masjid-masjid di Kuala Lumpur, kota terbesar Malaysia, juga menyampaikan khotbah bertema anti-Valentine pada Jumat lalu.
Beberapa umat Islam yang tidak setuju, mengatakan perayaan valentine's day adalah perayaan yang berbahaya.
"Saya memberi bunga untuk istri saya dan membawanya makan malam di Hari Valentine sebelumnya," kata Jamaluddin, seorang politisi terkemuka dari partai yang berkuasa. "Saya masih seorang Muslim. Jika orang ingin melakukannya karena mereka merasa hal ini adalah acara yang bagus, selama mereka tidak melakukan dosa, mengapa tidak?."
Dalam beberapa tahun terakhir, pihak berwenang kadang-kadang merazia kamar hotel pada malam 14 Februari untuk menangkap pasangan muslim yang melakukan hubungan seks pranikah.
Menurut Syariah IslamMalaysia, Muslim yang belum menikah bertemu secara pribadi dapat dikenakan dengan tuduhan "khalwat," yang bisa mendapat denda dan hukuman penjara beberapa bulan. (eramuslim.com)